POROSKOTA.COM, JAKARTA – di usia masih menjadi permasalahan di Indonesia.

Kehamilan di usia dini banyak membawa dampak negatif, baik secara psikis mau pun fisik.

Menurut tim Power to You(th), Lombok Rutgers Indonesia, Zurhan, ada beberapa faktor kehamilan pada remaja.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Faktor pertama penyebab kehamilan pada remaja adalah penggunaan internet yang tidak aman.

Pada temuan tim Power to You(th), menyebutkan jika anak-anak sudah terpapar informasi di media sosial. Padahal informasi tersebut belum tentu benar.

Remaja, kata Zurhan masih mengedepankan emosi. Sehingga ketika terpapar unsur pornografi, remaja berisiko keinginan untuk mencoba. Faktor kedua adalah remaja rentan meniru teman sebaya.

“Salah satu cerita, kemarin kita belajar bersama untuk mencegah . Dan ternyata, salah satu alasan menikah adalah meniru teman sebaya, mengganti status di Facebook,” ungkapnya selama Media Training and Pre Conference ICIFPRH 2022 di Yogyakarta, Selasa (22/8/2022).

Ketiga, adanya praktik perkawinan anak di beberapa daerah. Misalnya ada budaya kawin tangkap di daerah Sumba.

Faktor keempat adalah minimnya pemahaman pendidikan hak kesehatan seksual dan reproduksi. Padahal hal sangat penting.

“Kalau pendidikan kesehatan alat reproduksi bisa didapatkan oleh anak secara komprehensif,maka mungkin kehamilan remaja tidak akan terjadi pada mereka,” kata Zurhan.

Kelima, pola asuh atau parenting. Ia pun mengungkapkan banyak sekali temuan terkait pola asuh antara orangtua dan anak di desa yang tidak seimbang.

Relasi orangtua dan anak anak tidak setara. Selain itu lartisipasi anak di rumah tangga tidak diperhatikan dengan baik.

Orangtua menurut Zurhan selalu menyetir, meminta keinginan tertentu yang terkadang di luar kemampuan atau kemauan anak.

Faktor keenam adalah interpretasi budaya, adat dan keyakinan. Masyarakat kadang menafsirkan adat dan budaya yang keliru karena terpengaruh globalisasi.

Dampak Kehamilan Remaja

Lalu apa dampak kehamilan remaja? Ada KDRT karena lebih mementingkan emosi sehingga rentan alami kekerasan.

Selain itu menurut Zurhan kehamilan remaja memicu percobaan bunuh diri pada pasangan muda.

Kemudian adanya labeling negatif pada perempuan. Selain itu remaja jadi tidak mendapatkan hak-haknya sebagai anak. Lebih lanjut mengarah pada aborsi tidak aman.

“Kadang-kadang kehamilan terjadi dan mengakses aborsi tidak aman. Akhirnya menyebabkan kematian. Kemudian gizi buruk, biasanya anak menikah di usia anak, hamil tidak diinginkan, maka bayinya lahir prematur. Lalu ada pendarahan dan sebagainya,” pungkas Zurhan.