POROSKOTA.COM, JAKARTA — Wakil ketua PP sekaligus Guru Besar Farmakologi & Farmasi Klinik Universitas Padjajaran, Prof Dr apt Keri Lestari MSi mengingatkan, pentingnya masyarakat mengetahui penggunaan yang tepat dan bijak.

“Aturannya jelas. Antibiotik itu obat keras penggunaan tidak boleh bebas tanpa ,” ujar dia saat dihubungi Poroskota.com, Kamis (25/8/2022).

Saat ini, sedang dilakukan riset untuk mengetahui suatu penyakit memerlukan perlu antibiotik atau tidak.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

“Nanti kita screening dulu, penyakit apa, perlu antibiotik atau tidak. Kan pemberian antibiotik ini enggak sembarangan. Sehingga antibiotiknya benar-benar digunakan untuk mengatasi penyakit,” terang dia.

Selain itu, masyarakat diharapkan melakukan pembelian antibiotik di apotek yang teregistrasi, agar terjamin penyimpanan dan kualitasnya.

Ia mengatakan, penggunaan antibiotik yang tidak bijak, berlebihan, dan tidak tepat menjadi salah satu faktor munculnya resistensi mikroba.

Jika antibiotik diberikan pastikan minumnya secara displin serta dihabiskan.

Risikonya antibiotik tidak habis, tidak sesuai dosis aturan maka terjadi mutasi mikroba, sasaran antiobiotik tersebut.

Jika terjadi mutasi dan kemudian menulari pasien lain akan terjaid resistensi antibiotik komunitas.

“Jadi untuk menghindari resistensi ikuti, patuhi cara makan antibitok yang benar habiskan,” pesan Prof Keri.