POROSKOTA.COM, JAKARTA – Pemerintah sedang mengakselerasi pembentukan ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai () untuk menggeser penggunaan kendaraan berbasis bahan bakar minyak.

Langkah ini juga agar masyarakat lebih banyak menggunakan kendaraan ramah lingkungan, yang arah kedepannya untuk pengurangan penggunaan , penghematan devisa, serta penurunan emisi CO2.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Langkah yang dipilih untuk percepatan ekosistem KBLBB tersebut dilakukan melalui pemberian pembeli bagi sepeda , dan listrik.

“Kebijakan pengembangan ekosistem tersebut dilakukan melalui pendekatan peningkatan daya saing dan hilirisasi sumber daya alam juga dengan membuka peluang , sekaligus perluasan kesempatan kerja di seluruh mata rantai industrinya,” tutur Juru Bicara Febri Hendri Antoni Arif di Jakarta, Rabu (10/5/2023).

Pengembangan ekosistem kendaraan listrik dengan target produksi kendaraan listrik sebesar 30 persen dari populasi pada tahun 2030.

Percepatan pembentukan ekosistem tersebut dilakukan melalui pemberian insentif agar Indonesia tidak kalah daya saingnya dengan negara pesaing dalam menarik produsen kendaraan listrik.

Sebagai contoh, Pemerintah China memberikan insentif setara Rp 150 juta untuk listrik, sedangkan India memberikan insentif setara Rp 28 juta untuk mobil listrik dan setara Rp 4,2 juta untuk .

Kemudian, negara yang menjadi kompetitor Indonesia, yaitu Thailand juga memberikan insentif setara Rp 63 juta mobil listrik dan setara Rp 7,6 juta motor listrik. Adapun Insentif serupa juga dilakukan oleh Negara Amerika dan Eropa.

“Bapak Presiden berpesan, untuk menarik investasi kendaraan listrik, insentif seperti yang diberikan oleh negara pesaing harus juga dapat diberikan oleh Indonesia. Era kendaraan listrik merupakan keniscayaan yang harus dipersiapkan dengan maksimal, agar penggunaan kendaraan listrik dalam bentuk motor, mobil atau bus di Indonesia bisa berjalan cepat,” ungkap Febri.