PorosKota.com, JAKARTA – membuka kemungkinan memberikan asesmen psikologis kepada istri Kadiv Propam Polri , .

Diketahui, LPSK telah menerima permohonan perlindungan dari Putri Ferdy Sambo atas insiden baku tembak antara Brigadir J dengan Bharada E yang terjadi di rumah dinas Ferdy Sambo, Kompleks Polri Duren Tiga, .

“Bila diperlukan kami akan asesmen psikologis kepada pemohon (Putri Ferdy Sambo),” kata Wakil Ketua LPSK saat dikonfirmasi PorosKota.com, Jumat (15/7/2022).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Asesmen psikologis kata Edwin merupakan bagian dari penelaahan yang dilakukan pihaknya atas laporan yang dilayangkan Putri Ferdy Sambo.

Hal ini dilakukan guna memberikan pemulihan jika pemohon mengalami trauma.

“Bila ada traumatik yang dialami pemohon,” ujar Edwin.

Kendati demikian, Edwin belum dapat memastikan kapan asesmen psikologis itu akan dilakukan sebab sejauh ini LPSK belum bertemu dengan pemohon.

“Nanti, kami bertemu dulu dengan pemohonnya,” ucap Edwin.

Diketahui LPSK sudah menerima permohonan perlindungan yang dilayangkan tim kuasa Putri Ferdy Sambo.

“Sudah ada permohanan perlindungan masuk,” kata Edwin.

Edwin menyatakan, laporan yang dilayangkan oleh Putri telah diterima LPSK pada 14 Juli 2022 kemarin.

Sebagai tindak lanjut, nantinya laporan itu akan ditelaah dan diinvestigasi oleh tim internal LPSK.

“LPSK tengah lakukan investigasi dan penelaahan,” kata Edwin.

Kronologis kejadian

Diketahui, insiden baku tembak terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022) sekira pukul 17.00 WIB.

Menurut keterangan polisi peristiwa berawal saat alias Brigadir J masuk ke kamar pribadi istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Diduga Brigadir J melakukan pelecehan dan menodong istri Irjen Ferdy Sambo dengan menggunakan senjata.

“Setelah melakukan pelecehan, dia juga sempat menodongkan senjata ke kepala ibu Kadiv,” kata Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto, Selasa (12/7/2022).

Saat itu, kata Budhi, Istri Irjen Ferdy terbangun dan hendak berteriak meminta pertolongan.

Namun, Brigadir J membentak istri Irjen Ferdy Sambo dan menyuruhnya untuk diam.

“Saudara J membalas “diam kamu!” sambil mengeluarkan senjata yang ada di pinggang dan menodongkan ibu Kadiv,” ungkapnya.

Saat itu, istri Ferdy Sambo berteriak.

Brigadir J pun panik karena mendengar suara langkah orang berjalan yang diketahui merupakan Bharada E.

“Kemudian ibu Kadiv teriak minta tolong dan di situlah saudara J panik apalagi mendengar ada suara langkah orang berlari yang mendekat ke arah suara permintaan tolong tersebut,” katanya.

Baru separuh menuruni tangga, Bharada E melihat sosok Brigadir J keluar dari kamar.

Bharada E kemudian bertanya kepada Brigadir J terkait teriakan tersebut.

Bukannya menjawab, Brigadir J malah melepaskan tembakan ke arah Bharada E.

“Pada saat itu tembakan yang dikeluarkan atau dilakukan saudara J tidak mengenai saudara E, hanya mengenai tembok,” kata Budhi.

Berbekal senjata, Bharada E membalas serangan Brigadir J.

Hingga akhirnya, lima tembakan yang dilepaskan bersarang di tubuh Yosua.

“Saudara RE juga dibekali senjata, dia kemudian mengeluarkan senjata yang ada di pinggangnya. Nah ini kemudian terjadi penembakan,” katanya.

Singkat cerita, Brigadir J pun tewas diterjang peluru yang dilesatkan Bharada E.

“Dari hasil autopsi disampaikan bahwa ada tujuh luka tembak masuk dan enam luka tembak keluar (tembus) dan satu proyektil bersarang di dada,” kata Budhi.