POROSKOTA.COM, LONDON – Ratu Elizabeth II meninggal dunia pada usia 96 tahun di Kastil Balmoral Skotlandia pada Kamis waktu setempat.
Ratu Elizabeth II meninggal dunia saat kondisi kesehatannya dalam pengawasan medis.
Ratu Elizabeth II meninggal dunia setelah sejumlah kekhawatiran terkait kondisi kesehatannya dalam setahun terakhir, termasuk dirawat di rumah sakit karena sempat terinfeksi virus corona (Covid-19) pada Februari 2022.
Diantara sederet masalah kesehatannya, Ratu Elizabeth II juga mengalami masalah mobilitas yang terjadi secara terus-menerus.
Kondisi inilah yang akhirnya membuat dirinya banyak membatalkan atau melewatkan serangkaian agenda publiknya selama beberapa bulan terakhir.
Termasuk Pembukaan Parlemen Negara baru-baru ini, tradisi Paskah dan Hari Peringatan.
Pada Mei lalu, Istana Buckingham mengumumkan keputusan sang Ratu untuk melewatkan Pembukaan Parlemen Negara dan mencatat bahwa sang Ratu ‘terus mengalami masalah mobilitas episodik'.
Nah, apa ‘masalah mobilitas episodik', dan bagaimana tubuh bisa terpengaruh?
Mengenal Masalah Mobilitas
Menurut HealthinAging.org, masalah mobilitas dapat terlihat seperti ‘kegoyangan saat berjalan, kesulitan masuk dan keluar dari kursi, atau jatuh'.
Ada kondisi umum pada orang yang sudah tua yang dapat berkontribusi pada masalah mobilitas, seperti kelemahan otot, masalah sendi, nyeri, penyakit, dan kesulitan neurologis otak dan sistem saraf.
Terkadang beberapa masalah ringan terjadi pada satu waktu dan bergabung untuk mempengaruhi mobilitas secara serius.
Dikutip dari laman Pop Sugar, Jumat (9/9/2022), pada dasarnya masalah mobilitas mempengaruhi kemampuan anda untuk berkeliling secara mudah, ini sebenarnya bersifat sangat umum dan tidak hanya terjadi pada orang tua. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) memperkirakan lebih dari 8 juta orang di AS mengalami kesulitan serius saat berjalan atau menggunakan tangga.
Namun jumlah ini tidak mencakup spektrum luas masalah mobilitas yang tidak ditentukan hanya melalui tingkat keparahan saja.
Beberapa masalah mobilitas bersifat situasional, ini mengindikasikan bahwaa seseorang mungkin akan baik-baik saja dalam keadaan tertentu atau selama jangka waktu tertentu, namun mungkin memerlukan bantuan atau istirahat dalam situasi lainnya.
Beberapa orang menggunakan alat bantu mobilitas seperti tongkat, kruk atau kursi roda, sementara yang lainnya berfluktuasi dalam penggunaannya tergantung pada kondisi fisik mereka dan aksesibilitas tempat tertentu.
Lalu apa masalah mobilitas episodik?
Masalah mobilitas episodik bukanlah diagnosis formal. ‘Episodik' hanyalah salah satu cara untuk mengatakan bahwa mobilitas seseorang berfluktuasi atau datang dalam beberapa episode.
Nyeri kronis yang kambuh, cedera, dan cuaca seperti tekanan barometrik misalnya, dapat memicu pembengkakan pada persendian) dapat mempengaruhi mobilitas seseorang.
Oleh karena itu, penting untuk diingat bahwa saat seseorang berbicara tentang masalah mobilitas atau disabilitas secara lebih luas, maka anda tidak dapat membuat asumsi tentang apa yang sebenarnya dapat atau tidak dapat dilakukan oleh individu tersebut.
Cara terbaik untuk mengetahuinya adalah menanyakan apa yang bisa anda lakukan untul dapat mendukung mereka, hingga aksesibilitas apa yang perlu diingat.