POROSKOTA.COM – Para pedagang di Kabupaten Trenggalek merasa senang karena alat timbangnya direparasi secara gratis. Reparasi gratis itu merupakan program alat ukur, takar, timbangan, dan perlengkapannya (UTTP) yang dijalankan melalui Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan.

Program itu menjangkau 25 pasar tradisional yang tersebar di 14 kecamatan. Pelaksanaan tera ulang dimulai dari Pasar Kamulan, Kecamatan Durenan pada 18 Juli dan berakhir di Pasar Kampak, Kecamatan Kampak pada 5 September 2021.

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menjelaskan, reparasi gratis alat UTTP itu dilaksanakan untuk memberi kepastian antara konsumen dan pedagang.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

“Tujuannya untuk meningkatkan kepercayaan konsumen ketika bertransaksi. Agar setiap transaksi bisa adil. Sehingga sektor perdagangan akan tumbuh,” kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin.

Reparasi alat UTTP gratis itu bukan kali pertama digelar.Pada 2021, pemkab juga menggelar program yang sama. Saat itu, ribuan alat UTTP direparasi secara cuma-cuma.

Sementara untuk tahun ini, Data Dinas Komidag Kabupaten Trenggalek menyebut, sebanyak 6.779 alat UTTP direparasi dalam kegiatan tersebut.

Dalam program itu, pemilik alat UTTP tak perlu membayar biaya reparasi. Mereka hanya dikenakan retribusi yang nilainya antara Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu per timbangan. Selain itu, alat timbang tak hanya direparasi, tapi juga dibersihkan dan dicat ulang oleh petugas.

Kepala Dinas Komidag Kabupaten Trenggalek Agoes Setiono menjelaskan, dalam tera ulang, biaya yang cukup mahal adalah untuk reparasi. Tarif reparasi antara Rp50 ribu hingga Rp100 ribu. Tergantung jenis alat ukur atau timbangannya.

“Dalam program ini, biaya reparasinya digratiskan. Sehingga pedagang tidak perlu mengeluarkan biaya untuk memperbaiki timbangannya,” kata Agoes.

Ada berbagai jenis alat ukur dan timbangan yang diikutkan dalam program itu. Mayoritas adalah timbangan kodok, timbangan duduk, dan timbangan digital.

Para pedagang pun antusias mereparasikan alat UTTP-nya saat petugas berkeliling mendatangi pasar tempat mereka berjualan. Mereka memboyong timbangannya yang sudah terlihat usang. Saat mereka datang kembali ke lokasi reparasi untuk mengambilnya, timbang sudah terlihat kinclong bak baru.

Agoes menjelaskan, akurasi timbangan yang sering dipakai selama bertahun-tahun bakal berkurang.

Kaprawi, salah satu pedagang yang mereparasikan timbangannya, mengatakan, terbantu dengan program tera ulang yang digelar pemerintah itu. Ia juga senang karena timbangannya yang sudah lapuk diperbaiki secara gratis.

Untuk membayar retribusi, Kaprawi dan pedagang lain merasa tak keberatan. Sebab, nominalnya dianggap tak besar. Para pedagang juga senang karena tera ulang digelar di area sekitar pasar. Hal itu memudahkan para pedagang sehingga tetap bisa berjualan seperti biasa.

“Kami pedagang senang sekali. Tidak repot. Dan memang timbangan kami juga perlu dibenarkan karena setiap hari dipakai. Agar lebih pas,” ucap dia. (*)